The Bartimaeus Trilogy #3
GERBANG PTOLEMY
PTOLEMY’S GATE
Jonathan Stroud
Novel fantasi; GM 32207010; ISBN 979-22-2964-7; 576 hlm; 13,5x18 cm;
Dua ribu tahun telah berlalu sejak jin Bartimaeus berada di puncak kejayaannya---tak terkalahkan dalam pertempuran dan berteman dengan sang empu penyihir, Ptolemy. Sekarang, karena ia terperangkap di Bumi dan diperlakukan seenaknya oleh masternya, Nathaniel, energi Bartimaeus memudar dengan cepat.
Sementara itu, di dunia bawah tanah London, Kitty Jones yang buron diam-diam melakukan riset tentang sihir dan demon. Ia punya rencana yang diharapkannya akan menyudahi konflik berkepanjangan antara jin dan manusia.
Nathaniel, Kitty, dan Bartimaeus pun harus membongkar konspirasi mengerikan dan menghadapi ancaman paling berbahaya sepanjang sejarah ilmu sihir.
Sunday, September 23, 2007
Sinopsis " The Bartimaeus Trilogy #3 "
0 komentar Label: Gramedia, sinopsis
Friday, September 7, 2007
Resensi / Sinopsis / Review Novel Grafis" KEGAGALAN AMERIKA MELINDUNGI WARGANYA "
KEGAGALAN AMERIKA MELINDUNGI WARGANYA
Judul Asli : A Graphic Adaptation (2006)
Genre : Novel Grafis , Literal Illustration.
Penerbit : Pustaka Primatama
ISBN : 9-793-93016-0, 978-9-793-93016-9
Penerjemah : Andrea K Iskandar
Penyelia : Pandu Ganesa
Survei yang dilakukan pada tahun 2002 menunjukkan bahwa di antara negara negara yang dianggap sebagai sahabat bangsa Amerika, seperti : Mesir dan Arab Saudi, hanya 15% dan 12% saja rakyat yang menyukai Amerika Serikat. Pada tahun 2003, pandangan negatif terhadap Amerika Serikat di antara orang orang muslim telah menyebar melampui Timur
Tengah. Sikap suka [atau mendukung] telah merosot dari 61% ke 15% saja diantara rakyat Indonesia, dan dari 71% ke 38% di kalangan orang orang muslim Nigeria.
Itulah sekelumit paragraf hasil survey yang dilakukan oleh Komisi Penyelidik Peristiwa September Sebelas dari Amerika Serikat, yang dibentuk oleh pemerintah Amerika sebagai badan independen dengan tugas melakukan analisis dan audit terhadap peristiwa "September Sebelas" yang tercatat dalam sejarah hitam bangsa Amerika dan
berperan penting dalam perubahan wajah Amerika Serikat kini.
Rekomendasi, analisis, hasil penyelidikan, audit dan kesimpulan dari Komisi September Sebelas tersebut telah diterbitkan dalam bentuk sebuah buku berjudul : "9/11 COMMISSION REPORT" dengan tebal sekitar 600 halaman [dari sekitar 2.5 juta halaman hasil penyelidikan] yang memuat detil peristiwa September Sebelas sejak mula perencanaan penyerangan dari para teroris, sedikit sejarah kelompok Osama bin
Laden sejak awal perjuangannya di Afghanistan, detil serangan, peristiwa paska September Sebelas dan lain lain. Tentu saja yang menarik bagi bangsa Amerika adalah untuk mengetahui apa yang salah pada sistem pertahanan dan keamanan negara mereka sehingga penyerangan seperti itu bisa tidak terdeteksi sejak dini. Kesimpulan
dari komisi inilah yang mereka ingin ketahui.
Tapi konon terlalu sulit untuk membaca buku laporan tersebut, terlalu banyak nama berbeda yang disebut sebut, terlalu banyak nama tempat ditulis, tanggal untuk diingat, kemudian nomer nomer dan hal hal detil lain yang sangat penting sehingga membuat bingung para khalayak pembaca. Atas dasar itulah kemudian dua artis senior dengan pengalaman lebih dari 50 tahun di dunia perkomikan Amerika , yaitu :
Sid Jacobson dan Ernie Colon mengadaptasi laporan Komisi September Sebelas itu ke dalam bentuk grafis , dengan memadatkan 600 halaman laporan menjadi 134 halaman bergambar.
Sama seperti di Indonesia, di Amerika juga publik awam secara luas tidak pernah menganggap komik sebagai satu bacaan serius; komik adalah bacaan untuk anak anak; sampai kemudian tersadar bahwa komik dapat berperan sebagai satu media penyederhana satu hal serius dengan kemampuan diakses yang lintas usia.
Seperti yang sudah kita ketahui, membaca novel grafis tidak sama dengan membaca buku text. Walau dalam hati membaca, tapi mata harus digunakan untuk menelusur panel gambar dan memerhatikan apa yang terjadi dalam panel gambar tersebut. Tentu saja ada beberapa kalimat yang harus di edit atau ditambahi dengan bantuan imajinasi. Misal
saja, tidak ditulis dalam versi buku asli mengenai percakapan antara penumpang atau percakapan [tanya jawab] di antara mereka ketika pesawat sedang dibajak, tapi karena ini adalah bentuk komik , maka bisa kita temukan berbagai kalimat tanya jawab dalam bentuk balon percakapan di antara semua karakter yang terlibat dalam semua panel.
Balon percakapan sebagai ciri khas komik, ternyata masih dirasa perlu untuk tetap dihadirkan oleh duet Jacobson dan Ernie ini.
Bentuk grafis ini juga mempunyai keunggulan penting dibandingkan membaca text. Ketika para pembaca buku text kesulitan untuk menggambarkan bagaimana dan apa yang terjadi pada pesawat- pesawat itu dalam ruang waktu paralel, Jacobson dan Ernie dengan mudah bisa mempergunakan "sequences panel" di halaman yang sama dengan teknik tutur grafis untuk menggambarkan keadaan di masing masing pesawat pada saat dan waktu yang bersamaan secara paralel. Hal yang sangat membantu para pembaca untuk memahami secara detil, apa yang sebenarnya terjadi pada masing masing pesawat pesawat itu, mengingat
pesawat pesawat itu mulai dibajak dalam waktu yang hampir bersamaan [hitungan menit]. Inilah salah satu keunggulan grafis yang dieksploitasi secara sempurna oleh Jacobson dan Ernie.
Jacobson dan Ernie mempergunakan secara maksimal lembar halaman komik yang lebih besar secara horisontal, dengan pewarnaan dan penunjuk waktu yang melekat pada tiap panel, untuk menggambarkan secara persis apa yang terjadi tiap menit di dalam pesawat tersebut hingga saat tabrakan. Di lain panel, dengan penunjuk jam yang sama, Jacobson juga menggambar dalam panel yang lain mengenai aktivitas para pejabat yang berwenang dan apa yang sedang dilakukan oleh orang orang di daratan, terutama para pekerja di sekitar World Trade Centre disekitar periode waktu yang sama dengan apa yang terjadi di angkasa. Bahkan dalam penunjuk waktu yang sama, kedua artis itu bisa menceritakan apa yang sedang dilakukan oleh Osama dan para pengikutnya di belahan dunia lain di menit menit sebelum tabrakan mengerikan tersebut terjadi.
Inilah keunggulan grafis.
Memang untuk lebih detil , lebih baik membaca saja versi buku asli laporan Komisi September Sebelas itu, walau laporan serius itu diadaptasi dalam bentuk media "anak-anak", para anggota Komisi Sebelas September nyatanya mendukung sekali apa yang dilakukan oleh Jacobson dan Ernie. Mungkin tidak tepat menggunakan istilah novel
grafis, karena ini bukanlah sebuah novel, juga sangat ngawur menganggap buku ini sebagai komik [karena komik konotasinya adalah lucu – dan tidak ada yang lucu di dalam buku ini] , akan lebih tepat apabila disebut dengan istilah baru "Literal Illustration". Sebuah Literal Illustration yang baik, sangat bertanggung jawab, dibuat demi kemaslahatan, agar warga Amerika [khususnya] bisa mengetahui berbagai
ketidakefisienan administrasi pemerintahan mereka [khususnya bidang pertahanan dan keamanan], lemahnya wewenang para pengambil keputusan, sikap dan sifat asal atasan senang, serta kelambanan para pengambil keputusan mengambil aksi dan bereaksi ketika peristiwa tabrakan itu terjadi.
Tapi yang lebih penting lagi adalah bahwa semua warga Amerika dapat kemudian membaca versi "mudah" dari laporan Komisi September Sebelas, agar mereka dapat membaca semua rekomendasi dan kesimpulan komisi ini , semata mata supaya peristiwa mengerikan itu tidak akan pernah terjadi lagi.
Sadar akan ketidak mampuan sebagian besar rakyat Amerika untuk membaca laporan hasil kerja Komisi September Sebelas ini, juga sadar bahwa versi buku hasil laporan itu sangat rumit dan mungkin sulit dibaca, maka dengan versi grafis, diharapkan agar lebih banyak lagi masyarakat Amerika [dan dunia] yang terjangkau untuk memahami semua
peristiwa dan latar belakang kejadian September Sebelas, karena urusan terorisme adalah nyata urusan dunia.
Jacobson dan Ernie adalah tokoh komik senior di Amerika, terutama Jacobson adalah orang yang berada di belakang kesuksesan Harvey Comics yang juga sering menerbitkan komik komik non mainstream. Sadar akan pilihannya mengadaptasi sebuah buku non fiksi, mereka berdua memilih untuk menggambar dengan pilihan gaya clear line yang dibuat
realistis secara maksimal. Sebagai konsekuensi maka para karakter yang terlibat dalam buku ini harus digambar mirip dengan aslinya. Kesulitannya adalah banyak karakter karakter yang masih hidup, dan mereka harus menggambar mereka itu sesuai aslinya demi untuk menunjang efek realistis grafis mereka [ dalam salah satu wawancara, mereka mengaku bahwa Dick Cheney adalah salah satu karakter yang sulit digambar ]. Dalam hal ini, adaptasi grafis terhadap para karakter terkenal yang masih hidup boleh dibilang sangat baik. George Bush digambar dengan sangat baik dengan garis tarikan muka yang juga baik. Juga beberapa tokoh terkenal lainnya. Secara umum, memang tidak ada yang istimewa dari kualitas gambar mereka, mereka menggambar layaknya tipikal komik Eropa dan Amerika.
Buku ini digambar dengan pewarnaan cerah, menambah asyik pembacaan. Membaca halaman per halaman buku ini, tidak berbeda ketika kita sedang membaca sebuah komik ringan dengan para superhero beterbangan, atau para jagoan silat berloncatan.
[Sekilas seperti pengalaman tempo dulu membaca komik spionase petualangan Danny dan Katia terbitan Indira, khususnya ketika para teroris sedang berkeliaran melakukan aksi]
Halaman per halaman di gambar secara sederhana dengan text yang tidak begitu dominan, semua mengalir tanpa disadari bahwa sesungguhnya yang sedang kita baca ini adalah sebuah laporan maha penting dari sebuah komisi yang bertanggung jawab terhadap penyelidikan sebuah peristiwa kejahatan paling dahsyat di dataran Amerika sepanjang sejarahnya.
Bermula ketika Ernie –seperti halnya masyarakat Amerika lainnya- yang ingin membaca laporan hasil penyelidikan Komisi September Sebelas, merasa kesulitan dan bingung dengan ratusan detil, nama dan hal hal lainnya, maka terciptalah buku ini. Dalam sebuah sidang diskusi komik baru baru ini, seorang artis / illustrator Indonesia mengeluh mengenai kesulitan para illustrator dalam melakukan kompromi dengan
para penulis cerita ketika naskah mereka akan diadaptasi menjadi komik. Para illustrator itu mengeluh mengenai naskah yang ngotot untuk tetap diterjemahkan dalam bahasa grafis walau pun dirasa tidak mungkin. Dalam hal ini, terbukti para illustrator itu salah. Jacobson dan Ernie dalam buku ini membuktikan bahwa sebuah naskah sulit [ nonfiksi lagi ! ] dengan tema yang rumit selalu mempunyai kemungkinan
untuk divisualkan secara grafis. Bahkan mereka menunjukkan selalu ada sesuatu yang akan tidak mampu disampaikan oleh text [ text mempunyai keterbatasan ] dan apa yang sanggup dilakukan oleh bahasa visual.
Buku ini adalah pengejewantahan yang baik teknik bercerita yang dimaksud oleh tokoh komik Amerika Will Eisner dalam bukunya "Visual Story Telling Sequences".
Bagi mereka yang ingin mengetahui secara detil tentang versi resmi peristiwa 11 September [pra dan pasca] versi pemerintah Amerika, tapi tidak ingin menghabiskan waktu membaca ribuan halaman text, maka buku ini adalah pilihan terbaik.
Rieza Fitramuliawan
pembaca dan pengumpul komik
[bahan dari berbagai sumber di internet]
0 komentar Label: Pustaka Pritama, Resensi
Wednesday, September 5, 2007
Review Novel " Harry Potter and the Deathly Hallows (Book 7) "
Amazon.com
Readers beware. The brilliant, breathtaking conclusion to J.K. Rowling's spellbinding series is not for the faint of heart--such revelations, battles, and betrayals await in Harry Potter and the Deathly Hallows that no fan will make it to the end unscathed. Luckily, Rowling has prepped loyal readers for the end of her series by doling out increasingly dark and dangerous tales of magic and mystery, shot through with lessons about honor and contempt, love and loss, and right and wrong. Fear not, you will find no spoilers in our review--to tell the plot would ruin the journey, and Harry Potter and the Deathly Hallows is an odyssey the likes of which Rowling's fans have not yet seen, and are not likely to forget. But we would be remiss if we did not offer one small suggestion before you embark on your final adventure with Harry--bring plenty of tissues.
The heart of Book 7 is a hero's mission--not just in Harry's quest for the Horcruxes, but in his journey from boy to man--and Harry faces more danger than that found in all six books combined, from the direct threat of the Death Eaters and you-know-who, to the subtle perils of losing faith in himself. Attentive readers would do well to remember Dumbledore's warning about making the choice between "what is right and what is easy," and know that Rowling applies the same difficult principle to the conclusion of her series. While fans will find the answers to hotly speculated questions about Dumbledore, Snape, and you-know-who, it is a testament to Rowling's skill as a storyteller that even the most astute and careful reader will be taken by surprise.
A spectacular finish to a phenomenal series, Harry Potter and the Deathly Hallows is a bittersweet read for fans. The journey is hard, filled with events both tragic and triumphant, the battlefield littered with the bodies of the dearest and despised, but the final chapter is as brilliant and blinding as a phoenix's flame, and fans and skeptics alike will emerge from the confines of the story with full but heavy hearts, giddy and grateful for the experience. --Daphne Durham
Camy Tang's Sushi for One? ~ Reviewed
Sushi for One?
Camy Tang
Paperback: 346 pages
Publisher: Zondervan (September 1, 2007)
Language: English
ISBN-10: 0310273986
ISBN-13: 978-0310273981
Click for a two-part interview with Camy.
Book Description: Lex Sakai's family is big, nosy, and marriage-minded. When her cousin Mariko gets married, Lex will become the oldest single female cousin in the clan.
Lex has used her Bible study class on Ephesians to compile a huge list of traits for the perfect man. But the one man she keeps running into doesn't seem to have a single quality on her list. It's only when the always-in-control Lex starts to let God take over that all the pieces of this hilarious romance finally fall into place.
My Review:
I always feel a little nervous when I crack open a book written by someone I know, someone I've bantered with and traded wise cracks with and someone I really like as a person.
What if I don't like the book?
What will I say?
Fortunately, Sushi for One, will not leave me scrambling to be gentle yet truthful. Camy Tang is adorable, funny and sweet, and those qualities come through loud and clear in Sushi for One.
I love the cultural feel with unfamiliar language, customs, scents and tastes. I'm a big fan of Amy Tan and am currently reading Memoirs of a Geisha. Tang takes the culture and adds a sassy Americanized spin with Lex, her thirty-year-old heroine. Lex is obsessed with volleyball, and though I don't even come close to caring about that sport, I didn't get pulled away from the story or annoyed with the many references. The Chick-Lit third person feel of the story created intimacy with Lex and made it easy to cheer her on.
Spiritually, Tang tossed in some very real-life situations exploring religion vs. authentic Christianity. The drama of dating and girlfriends/cousins brought loads of "yuck" moments and chuckles. In the end, I felt certain that Lex was on the road to recovery in many different ways.
I recommend Sushi for One to those who love cultural reads, Chick-Lit, and light, fun humor packed with truth.
Reviewed by: Kelly Klepfer
Sinopsis Novel " The Stolen Child "
BUKU Anda Tak Pernah Tahu Apa Anak Anda Sebenarnya
The Stolen Child
Penulis : Keith Donohue
Penerjemah: Anita Khairunisa
Penerbit : Dastan Books
Kategori : Fiksi Fantasi
Tebal : 600 hlm
Ukuran : 12,5 x 19 cm
Terbit : Juni 2007
Sinopsis :
Hobgoblin adalah peri-peri kecil yang suka menculik dan bertukar tempat dengan anak-anak manusia. Seorang hobgoblin akan berubah menjadi anak manusia dan menggantikan anak yang diculik. Sementara si anak akan berubah jadi hobgoblin, dan menjadi anak kecil selamanya... kecuali bila ia bisa kembali menculik seorang anak
manusia dan bertukar tempat dengannya!
***
Secara fisik, hobgoblin selamanya menjadi anak kecil. Namun tidak demikian dengan jiwanya yang terus tumbuh dewasa. Di sebuah kota kecil dekat Chicago, Henry Day—seorang bocah lelaki usia tujuh tahun—diculik oleh hobgoblin. Henry pun menjadi hobgoblin dan diberi nama Aniday. Sementara Gustav, hobgoblin yang bertukar tempat dengan Henry, hidup sebagai anak manusia—sebagai Henry Day.
Setelah lama hidup di dunia masing-masing, Aniday dan Gustav berusaha mengingat kembali dan mencari tahu siapa diri mereka sebenarnya. Gustav pun dulu adalah anak manusia sebelum diculik dan menjadi hobgoblin. Aniday mengumpulkan kepingan-kepingan hidupnya yang terserak, sementara Gustav menelusuri jejak hidupnya sampai ke Eropa. Mereka pun bertemu di satu titik. Keduanya terobsesi untuk mendapatkan masa lalu mereka kembali!
Hobgoblin atau changeling atau apa pun julukannya pernah dianggap nyata di hampir setiap budaya. Bila benar demikian, Anda tidak pernah bisa tahu apa anak Anda sebenarnya—darah daging Anda ataukah hobgoblin. Atau, mungkin Anda sendiri seorang hobgoblin...?(*/Ijs)
0 komentar Label: Dastan, sinopsis
Tuesday, September 4, 2007
Sinopsis Novel "Murder in the Mews"
Murder in the Mews
Agatha Christie
Novel dewasa terjemahan; GM 40207051; ISBN 979-22-2968-X; 360hlm; 11x18cm
Bagaimana mungkin seorang wanita dengan pistol di tangan kanan bisa menembak pelipis kirinya sendiri? Adakah kaitan antara hantu dan hilangnya sebuah dokumen penting berisi rencana rahasia pemerintah? Bagaimana sebutir peluru yang menewaskan seorang lelaki bisa memecahkan cermin di bagian lain ruangan? Dan siapakah yang membuyarkan cinta segi tiga yang melibatkan seorang wanita cantik yang dikenal suka kawin cerai?
Hercule Poirot dihadapkan pada empat kasus pelik yang membingungkan, dan masing-masing kasus dipecahkan secara tak terduga dan memuaskan.
0 komentar Label: Gramedia, sinopsis
Sinopsis Novel Harlequin Koleksi Istimewa:" CIUM AKU, KAITLYN "
Harlequin Koleksi Istimewa: CIUM AKU, KAITLYN
Kiss Me, Kaitlyn
Cynthia Rutledge
Novel dewasa terjemahan; GM 40607029; ISBN 979-22-3162-5; 208hlm; 11x18cm;
Kaitlyn Killeen, gadis sederhana dari kota kecil Shelby, Iowa memiliki cita-cita tinggi, yaitu menjadi desainer terkemuka di kota besar, Chicago. Namun ternyata cita-citanya mendapat tantangan sejak kedatangan seorang pemuda tampan bernama Clay McCashlin.
Clay datang ke Shelby dengan tujuan ingin mencari pelaku pencurian yang terjadi di pabrik milik ayahnya. Untuk itu ia sengaja menyamar sebagai pemuda biasa dan melamar sebagai buruh pabrik. Kaitlyn ternyata mencurigai penyamaran Clay dan akhirnya menawarkan diri untuk membantu penyelidikan.
Namun, satu hal yang tidak disadari Kaitlyn: kedekatan mereka ternyata bukan sekadar romansa di musim panas semata. Hatinya mulai tertambat pada Clay, padahal ia punya cita-cita yang ingin ia wujudkan. Haruskah ia mengorbankan cita-cita. ataukah cintanya?PEMBUNUHAN DI LORONG
0 komentar Label: Gramedia, sinopsis
Sinopsis Novel TeenLit: " 100 JAM "
TeenLit: 100 JAM
Amalia Suryani & Andryan Suhardi
Novel remaja karya asli; GM 31207026; ISBN 979-22-3138-2; 232hlm; 13.5x20cm;
Siapa bilang lahir pada tanggal 29 Februari adalah kutukan karena berulang tahun lebih sedikit daripada orang lain? Buat Jasmine, tanggal 29 Februari itu ada di setiap tahun---dengan mencoret dan menulis sendiri angka dalam kalendernya.
Tapi. ada satu masalah besar yang harus dijalani Jasmine karena kebandelannya menjelang hari ulang tahun yang ia nanti-nantikan. Hukuman 100 jam mengajar di sekolah kolong jalan tol!
Ternyata 100 jam itu mengantarnya pada teman-teman yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Jasmine pun tertawa dan menangis bersama mereka.
0 komentar Label: Gramedia, sinopsis
Sinopsis buku ChickLit:" OCEHAN LUCY / Lucy Talk "
ChickLit: OCEHAN LUCY
Lucy Talk
Fiona Walker
Novel dewasa terjemahan; GM 40207059; ISBN 979-22-3100-5; 512hlm; 11x18cm;
Lucy Gordon tinggal serumah dengan dua sahabatnya, Jane dan Bella. Ia bekerja sebagai staf Pemasaran Widgetex Computers. Perjalanan kariernya tidak mulus, karena bosnya terus-menerus memberinya masalah. Seluruh anggota keluarganya unik---ibunya chef yang jagoan, ayahnya punya hobi bertukang dan tak bisa diam, neneknya pemabuk dan masih hobi berpacaran, adiknya aktivis pencinta lingkungan yang fanatik. Dan pacarnya, Greg, tanpa malu selalu memanfaatkannya, namun Lucy terlalu baik hati untuk menyadarinya. Ia dan kedua teman serumahnya akrab dengan tetangga mereka, Big Mike, dokter hewan yang juga perayu ulung. Lucy mengocehkan seluruh kehidupannya itu pada setiap kesempatan---dalam email kepada sahabatnya, surat kepada abangnya, coretan di balik lembar bon atau kertas apa pun, catatan yang tertempel pada pintu kulkas..
0 komentar Label: Gramedia, sinopsis
Monday, September 3, 2007
Sinopsis buku" Blind Eye (Dokter Pencabut Nyawa) "
Blind Eye (Dokter Pencabut Nyawa)
Kisah Nyata Dokter Psikopat, Pembunuh Berantai Terkejam dalam
Sejarah Amerika
Penulis : James B. Stewart
Penerbit : Dastan
Genre : Non Fiksi
Tebal : 552 hlm; 450 g, 14x21cm
Terbit : Mei 2007
Sinopsis :
Winner of the Edgar Award
Seorang dokter psikopat menjadi pembunuh berantai. Tiga puluh lima orang pasien tewas diracun. Sejumlah paramedis juga ikut menjadi korbannya. FBI menyatakan sang dokter bertanggung jawab atas enam puluh pembunuhan. Ia dijuluki sebagai Dokter Pencabut Nyawa.
***
Tiada yang percaya bahwa seorang dokter muda yang tampan, bisa menjadi seorang pembunuh berantai. Di mana pun ia praktik, Dr. Michael Swango tampak seperti seorang dokter ideal. Hingga kemudian nyawa para pasiennya mulai melayang secara misterius. Namun anehnya, ia selalu bisa lolos dari tuduhan pembunuhan.
Saat tidak ada lagi rumah sakit di Amerika Serikat yang mau mempekerjakannya, Swango praktik di sebuah rumah sakit di Zimbabwe, Afrika. Korban pun kembali berjatuhan. Selama lima belas tahun bergelut dengan dunia kedokteran, Swango diyakini telah
menghilangkan ratusan nyawa.
Michael Swango, dokter yang terobsesi dengan kematian yang sadis, adalah pembunuh berantai terkejam dan paling banyak memakan korban dalam sejarah Amerika. Inilah kisah petualangan mautnya.
Pujian-pujian :
Blind Eye adalah sebuah karya yang luar biasa. ---- The New York Times Book Review
Kisah mengerikan yang bakal menggetarkan banyak pembaca…— Booklist
Karya yang luar biasa…— Newsday
Kisah menakutkan tentang pembunuh berantai yang psikopatik...— American Psychiatric Association
Bacaan wajib bagi para penggila [novel] kisah nyata kriminal...— Amazon.com
Stewart, jurnalis pemenang Pulitzer Prize, mengangkat kisah seorang dokter petualang yang meninggalkan jejak berupa pasien-pasiennya yang tewas, melampaui genre kisah nyata kriminal...— Library Journal
Karya yang bagus sekali...— The Permanente Journal
Baca buku ini. Menggugah sekaligus memikat...— Suite101
Stewart menyajikan sebuah kisah yang sungguh menakutkan...— The Wall Street Journal
Stewart adalah seorang penulis dan reporter yang luar biasa… Ini adalah buku yang berani dan penuh gairah...— Business Week
Obsesi Swango pada racun-racun yang nyaris tak terdeteksi terasa lebih menakutkan ketimbang seluruh pembunuhan yang ia lakukan...— AudioFile
Stewart menembus dunia kedokteran yang tertutup rapat...— The Boston Globe
Telaah Stewart terhadap kejiwaan Swango sangat cermat dan meyakinkan...— Salon.com
Di setiap tempat, pasien-pasien Swango mati secara misterius...— Kirkus Reviews (*/Idh)
1 komentar Label: sinopsis