Friday, September 7, 2007

Resensi / Sinopsis / Review Novel Grafis" KEGAGALAN AMERIKA MELINDUNGI WARGANYA "

KEGAGALAN AMERIKA MELINDUNGI WARGANYA

Judul Asli : A Graphic Adaptation (2006)
Genre : Novel Grafis , Literal Illustration.
Penerbit : Pustaka Primatama
ISBN : 9-793-93016-0, 978-9-793-93016-9
Penerjemah : Andrea K Iskandar
Penyelia : Pandu Ganesa

Survei yang dilakukan pada tahun 2002 menunjukkan bahwa di antara negara negara yang dianggap sebagai sahabat bangsa Amerika, seperti : Mesir dan Arab Saudi, hanya 15% dan 12% saja rakyat yang menyukai Amerika Serikat. Pada tahun 2003, pandangan negatif terhadap Amerika Serikat di antara orang orang muslim telah menyebar melampui Timur
Tengah. Sikap suka [atau mendukung] telah merosot dari 61% ke 15% saja diantara rakyat Indonesia, dan dari 71% ke 38% di kalangan orang orang muslim Nigeria.

Itulah sekelumit paragraf hasil survey yang dilakukan oleh Komisi Penyelidik Peristiwa September Sebelas dari Amerika Serikat, yang dibentuk oleh pemerintah Amerika sebagai badan independen dengan tugas melakukan analisis dan audit terhadap peristiwa "September Sebelas" yang tercatat dalam sejarah hitam bangsa Amerika dan
berperan penting dalam perubahan wajah Amerika Serikat kini.

Rekomendasi, analisis, hasil penyelidikan, audit dan kesimpulan dari Komisi September Sebelas tersebut telah diterbitkan dalam bentuk sebuah buku berjudul : "9/11 COMMISSION REPORT" dengan tebal sekitar 600 halaman [dari sekitar 2.5 juta halaman hasil penyelidikan] yang memuat detil peristiwa September Sebelas sejak mula perencanaan penyerangan dari para teroris, sedikit sejarah kelompok Osama bin
Laden sejak awal perjuangannya di Afghanistan, detil serangan, peristiwa paska September Sebelas dan lain lain. Tentu saja yang menarik bagi bangsa Amerika adalah untuk mengetahui apa yang salah pada sistem pertahanan dan keamanan negara mereka sehingga penyerangan seperti itu bisa tidak terdeteksi sejak dini. Kesimpulan
dari komisi inilah yang mereka ingin ketahui.

Tapi konon terlalu sulit untuk membaca buku laporan tersebut, terlalu banyak nama berbeda yang disebut sebut, terlalu banyak nama tempat ditulis, tanggal untuk diingat, kemudian nomer nomer dan hal hal detil lain yang sangat penting sehingga membuat bingung para khalayak pembaca. Atas dasar itulah kemudian dua artis senior dengan pengalaman lebih dari 50 tahun di dunia perkomikan Amerika , yaitu :
Sid Jacobson dan Ernie Colon mengadaptasi laporan Komisi September Sebelas itu ke dalam bentuk grafis , dengan memadatkan 600 halaman laporan menjadi 134 halaman bergambar.

Sama seperti di Indonesia, di Amerika juga publik awam secara luas tidak pernah menganggap komik sebagai satu bacaan serius; komik adalah bacaan untuk anak anak; sampai kemudian tersadar bahwa komik dapat berperan sebagai satu media penyederhana satu hal serius dengan kemampuan diakses yang lintas usia.

Seperti yang sudah kita ketahui, membaca novel grafis tidak sama dengan membaca buku text. Walau dalam hati membaca, tapi mata harus digunakan untuk menelusur panel gambar dan memerhatikan apa yang terjadi dalam panel gambar tersebut. Tentu saja ada beberapa kalimat yang harus di edit atau ditambahi dengan bantuan imajinasi. Misal
saja, tidak ditulis dalam versi buku asli mengenai percakapan antara penumpang atau percakapan [tanya jawab] di antara mereka ketika pesawat sedang dibajak, tapi karena ini adalah bentuk komik , maka bisa kita temukan berbagai kalimat tanya jawab dalam bentuk balon percakapan di antara semua karakter yang terlibat dalam semua panel.
Balon percakapan sebagai ciri khas komik, ternyata masih dirasa perlu untuk tetap dihadirkan oleh duet Jacobson dan Ernie ini.

Bentuk grafis ini juga mempunyai keunggulan penting dibandingkan membaca text. Ketika para pembaca buku text kesulitan untuk menggambarkan bagaimana dan apa yang terjadi pada pesawat- pesawat itu dalam ruang waktu paralel, Jacobson dan Ernie dengan mudah bisa mempergunakan "sequences panel" di halaman yang sama dengan teknik tutur grafis untuk menggambarkan keadaan di masing masing pesawat pada saat dan waktu yang bersamaan secara paralel. Hal yang sangat membantu para pembaca untuk memahami secara detil, apa yang sebenarnya terjadi pada masing masing pesawat pesawat itu, mengingat
pesawat pesawat itu mulai dibajak dalam waktu yang hampir bersamaan [hitungan menit]. Inilah salah satu keunggulan grafis yang dieksploitasi secara sempurna oleh Jacobson dan Ernie.

Jacobson dan Ernie mempergunakan secara maksimal lembar halaman komik yang lebih besar secara horisontal, dengan pewarnaan dan penunjuk waktu yang melekat pada tiap panel, untuk menggambarkan secara persis apa yang terjadi tiap menit di dalam pesawat tersebut hingga saat tabrakan. Di lain panel, dengan penunjuk jam yang sama, Jacobson juga menggambar dalam panel yang lain mengenai aktivitas para pejabat yang berwenang dan apa yang sedang dilakukan oleh orang orang di daratan, terutama para pekerja di sekitar World Trade Centre disekitar periode waktu yang sama dengan apa yang terjadi di angkasa. Bahkan dalam penunjuk waktu yang sama, kedua artis itu bisa menceritakan apa yang sedang dilakukan oleh Osama dan para pengikutnya di belahan dunia lain di menit menit sebelum tabrakan mengerikan tersebut terjadi.
Inilah keunggulan grafis.

Memang untuk lebih detil , lebih baik membaca saja versi buku asli laporan Komisi September Sebelas itu, walau laporan serius itu diadaptasi dalam bentuk media "anak-anak", para anggota Komisi Sebelas September nyatanya mendukung sekali apa yang dilakukan oleh Jacobson dan Ernie. Mungkin tidak tepat menggunakan istilah novel
grafis, karena ini bukanlah sebuah novel, juga sangat ngawur menganggap buku ini sebagai komik [karena komik konotasinya adalah lucu – dan tidak ada yang lucu di dalam buku ini] , akan lebih tepat apabila disebut dengan istilah baru "Literal Illustration". Sebuah Literal Illustration yang baik, sangat bertanggung jawab, dibuat demi kemaslahatan, agar warga Amerika [khususnya] bisa mengetahui berbagai
ketidakefisienan administrasi pemerintahan mereka [khususnya bidang pertahanan dan keamanan], lemahnya wewenang para pengambil keputusan, sikap dan sifat asal atasan senang, serta kelambanan para pengambil keputusan mengambil aksi dan bereaksi ketika peristiwa tabrakan itu terjadi.

Tapi yang lebih penting lagi adalah bahwa semua warga Amerika dapat kemudian membaca versi "mudah" dari laporan Komisi September Sebelas, agar mereka dapat membaca semua rekomendasi dan kesimpulan komisi ini , semata mata supaya peristiwa mengerikan itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Sadar akan ketidak mampuan sebagian besar rakyat Amerika untuk membaca laporan hasil kerja Komisi September Sebelas ini, juga sadar bahwa versi buku hasil laporan itu sangat rumit dan mungkin sulit dibaca, maka dengan versi grafis, diharapkan agar lebih banyak lagi masyarakat Amerika [dan dunia] yang terjangkau untuk memahami semua
peristiwa dan latar belakang kejadian September Sebelas, karena urusan terorisme adalah nyata urusan dunia.

Jacobson dan Ernie adalah tokoh komik senior di Amerika, terutama Jacobson adalah orang yang berada di belakang kesuksesan Harvey Comics yang juga sering menerbitkan komik komik non mainstream. Sadar akan pilihannya mengadaptasi sebuah buku non fiksi, mereka berdua memilih untuk menggambar dengan pilihan gaya clear line yang dibuat
realistis secara maksimal. Sebagai konsekuensi maka para karakter yang terlibat dalam buku ini harus digambar mirip dengan aslinya. Kesulitannya adalah banyak karakter karakter yang masih hidup, dan mereka harus menggambar mereka itu sesuai aslinya demi untuk menunjang efek realistis grafis mereka [ dalam salah satu wawancara, mereka mengaku bahwa Dick Cheney adalah salah satu karakter yang sulit digambar ]. Dalam hal ini, adaptasi grafis terhadap para karakter terkenal yang masih hidup boleh dibilang sangat baik. George Bush digambar dengan sangat baik dengan garis tarikan muka yang juga baik. Juga beberapa tokoh terkenal lainnya. Secara umum, memang tidak ada yang istimewa dari kualitas gambar mereka, mereka menggambar layaknya tipikal komik Eropa dan Amerika.

Buku ini digambar dengan pewarnaan cerah, menambah asyik pembacaan. Membaca halaman per halaman buku ini, tidak berbeda ketika kita sedang membaca sebuah komik ringan dengan para superhero beterbangan, atau para jagoan silat berloncatan.

[Sekilas seperti pengalaman tempo dulu membaca komik spionase petualangan Danny dan Katia terbitan Indira, khususnya ketika para teroris sedang berkeliaran melakukan aksi]

Halaman per halaman di gambar secara sederhana dengan text yang tidak begitu dominan, semua mengalir tanpa disadari bahwa sesungguhnya yang sedang kita baca ini adalah sebuah laporan maha penting dari sebuah komisi yang bertanggung jawab terhadap penyelidikan sebuah peristiwa kejahatan paling dahsyat di dataran Amerika sepanjang sejarahnya.

Bermula ketika Ernie –seperti halnya masyarakat Amerika lainnya- yang ingin membaca laporan hasil penyelidikan Komisi September Sebelas, merasa kesulitan dan bingung dengan ratusan detil, nama dan hal hal lainnya, maka terciptalah buku ini. Dalam sebuah sidang diskusi komik baru baru ini, seorang artis / illustrator Indonesia mengeluh mengenai kesulitan para illustrator dalam melakukan kompromi dengan
para penulis cerita ketika naskah mereka akan diadaptasi menjadi komik. Para illustrator itu mengeluh mengenai naskah yang ngotot untuk tetap diterjemahkan dalam bahasa grafis walau pun dirasa tidak mungkin. Dalam hal ini, terbukti para illustrator itu salah. Jacobson dan Ernie dalam buku ini membuktikan bahwa sebuah naskah sulit [ nonfiksi lagi ! ] dengan tema yang rumit selalu mempunyai kemungkinan
untuk divisualkan secara grafis. Bahkan mereka menunjukkan selalu ada sesuatu yang akan tidak mampu disampaikan oleh text [ text mempunyai keterbatasan ] dan apa yang sanggup dilakukan oleh bahasa visual.

Buku ini adalah pengejewantahan yang baik teknik bercerita yang dimaksud oleh tokoh komik Amerika Will Eisner dalam bukunya "Visual Story Telling Sequences".

Bagi mereka yang ingin mengetahui secara detil tentang versi resmi peristiwa 11 September [pra dan pasca] versi pemerintah Amerika, tapi tidak ingin menghabiskan waktu membaca ribuan halaman text, maka buku ini adalah pilihan terbaik.

Rieza Fitramuliawan
pembaca dan pengumpul komik
[bahan dari berbagai sumber di internet]

No comments: